Agak memeranjatkan, masalah asal-usul Bulan masih belum lagi diselesaikan. Tiga pendapat berbeza telah lama dibahaskan. Senario pertama adalah pembentukan Bulan melalui pemecahan. Dipermulaan pembentukannya, Bumi adalah berbentuk jisim cecair yang berputar agak cepat. Disebabkan kuasa sentrifugalnya, Bumi telah mengusirkan sebahagian dari jisimnya yang akhirnya berkumpul membentuk Bulan. Senario kedua mencadangkan pembentukan Bumi dan Bulan secara serentak dan berpunca dari jenis debu-debu yang sama. Senario yang ketiga mencadangkan bahawa Bulan telah terbentuk di suatu kawasan lain di dalam Sistem Suria yang pada suatu ketika dulu telah terperangkap dalam tarikan graviti Bumi. Pasangan Bumi-Bulan dari pandangan kapal angkasa Galileo dalam tahun 1990 dari jarak bulan 6 milion km.
Analisis batuan Bulan menunjukkan bahawa komposisi kimianya didapati berbeza dari komposisi kimia batuan Bumi, terutama sekali nisbah besinya. Oleh yang demikian, Bulan tidak mungkin terbentuk daripada bahan yang dirampas dari Bumi dan dia juga tidak mungkin terbentuk di kawasan persekitaran Bumi. Tambahan pula, senario pertama memerlukan satu kelajuan putaran yang amat tinggi dan senario kedua pula tidak dapat menjelaskan kenapa Bulan mempunyai teras yang teramat kecil berbanding Bumi. Akhirnya, senario ketiga susah untuk diterima bila kita bayangkan betapa susahnya untuk Bumi memerangkap satu objek sedemikian besar dan membawanya kedalam satu orbit yang stabil. Tambahan pula, analisis keatas beberapa nuklei yang berlainan menunjukkan satu kesamaan nisbah yang kuat di antara Bumi dan Bulan, menjadikan senario ini susah untuk diterangkan bila dua jasad tersebut terbentuk secara berlainan.
Ramai pakar saintis planet mencadangkan dalam tahun 1975 satu senario keempat yang jauh lebih rumit untuk menerangkan asal-usul Bulan. Menurut mereka, awal dalam sejarah pembentukan Sistem Suria, satu perlanggaran telah terjadi diantara Bumi dan satu objek lain sebesar Marikh. Perlanggaran ini menghasilkan sebahagian daripada bahan-bahan terpisah lalu berkumpul membentuk Bulan.
Senario terakhir ini dapat menerangkan persamaan dan juga perbezaan antara Bumi dan Bulan. Semasa perlanggaran tersebut, kebanyakan unsur-unsur besi telah berkumpul membentuk teras Bumi. Bahan-bahan yang terpisah dari lapisan mantel pula kurang kandungan besi menerangkan kenapa Bulan mempunya satu nisbah besi yang rendah. Nisbah beberapa nuklei-nuklei atom yang berlainan didapati serupa mencadangkan bahawa kedua-dua jasad-jasad tersebut mempunyai asal-usul yang sama. Akhirnya, sifat rambang perlanggaran inilah menyebabkan Bumi sebagai satu-satunya planet di Sistem Suria yang mempunyai satelit sebegitu besar.
Terbelahnya bulan dalam Al Qur'an dan Hadits
Bulan pernah terbelah di zaman Nabi Muhammad s.a.w. Yang mengagumkan, ilmu pengetahuan modern sekarang membuktikannya berdasarkan pertemuan/foto-foto astronomi modern.
Jika diperhatikan, Terdapat garisan besar dlm gambar bulan disebelah, Gambar aslinya dapat dilihat pada website (NASA) Klik Sini
Foto-foto ini memperlihatkan terdapat suatu retakan yang memanjang di bulan dan membentuk suatu garis yang mengelilinginya. Hal itu menunjukkan bahawa bulan tersebut pernah terbelah dan kemudian disatukan lagi.
Ada sebuah ayat di dalam al Qur'an yang menyatakan bahawa bulan [pernah/akan] terbelah ketika zaman telah mendekati kiamat. Sengaja kata pernah dan akan saya beri kurungan kerana ada beberapa pentafsiran tentang ayat-ayat ini.
Allah berfirman: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. ( surah Al-Qamar (54): 1-3:)
Dalam catatan dari terjemahan al Qur'an Bahagian Agama RI, ditulis: Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Mengutip sebuah kisah Rasulullah SAW membelah bulan. Kisah itu adalah di masa sebelum hijrah dari Mekah Al-Mukarramah ke Madinah.
Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, cuba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang boleh membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ?”
Mereka menjawab: “Cuba belahlah bulan …”
Maka Rasulullah SAW pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya. Maka Allah SWT memberitahu Muhammad SAW agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya.
Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berkata,“Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”.
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang boleh “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak boleh menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Mereka lantas menunggu-nunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar dari kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”.
Mereka menjawab, “Ya,benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!!!”.
Maka sebagian dari mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh kerana itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelahnya bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …..” sampai akhir surat Al-Qamar.
Terdapat juga hadits yang meriwayatkan peristiwa terbelahnya bulan di masa Nabi saw. masih di Mekah. Hal ini terjadi ketika kaum musyrikin menyuruh Nabi untuk menunjukkan bukti kenabiannya dengan meminta membelah bulan.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah saw..., lalu Rasulullah saw. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010)
2. Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah saw. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah saw. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)
3. Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.5015)
Ini adalah suatu kisah nyata yang mendukung fakta tersebut.
Suatu hari di sebuah seminar di Fakulti Kedoktoran Universiti Cardiff di Wales, Inggeris, awal tahun 2000-an. Hadir di situ Dr Zaglul An-Najjar, penulis buku Pembuktian Sains dalam Sunah. Seorang lelaki berbangsa Inggeris berdiri dan meminta izin untuk berbicara. Ia mengenalkan dirinya bernama David M Pidcock, seorang Muslim dan tengah memimpin sebuah organisasi Islam di negaranya.
Sebelumnya, beliau adalah non-Muslim. Peristiwa keislamannya berawal ketika seorang sahabat Muslim meminjamkan Al-Qur’an kepadanya. Kebetulan ketika itu beliau tengah mempelajari agama-agama di dunia.
Pidcock mulai mempelajari halaman demi halaman Al-Qur’an hingga tiba pada Surat Al-Qomar: 1–2. Ia tak percaya isi surat itu. Maka ia langsung menutup Al-Qur’an dan meninggalkannya.
Tak berapa lama kemudian ia menonton siaran televisi BBC. Seorang wawancara tengah menemuramah tiga astronomi Amerika Serikat (AS) tentang aktiviti mendaratkan manusia ke bulan. Pada tahun 1978.
Wartawan itu mengkritik kebijaksanaan pemerintah AS yang mengirim manusia ke bulan. Kebijaksanaan itu telah menghabiskan kos pembiayaan sekitar 100 juta dolar AS. Ini pemziran. Apabila dana tersebut diberikan kepada jutaan orang yang kelaparan akan jauh lebih berfaedah.
Para ilmuwan itu membela diri. Mereka mengatakan bahwa perjalanan tersebut telah membuktikan satu fakta penting yang seandainya mereka mengeluarkan dan berkali-kali lipat dari dana itu untuk membuat manusia yakin dan menerima fakta tersebut, tetap tak ada seorang pun yang akan mempercayainya.
Wawancara bertanya, “Fakta apa itu?”
Para ilmuwan itu menjawab bahwa bulan pada masa dahulu kala pernah terbelah, kemudian bersambung kembali. Bekas-bekas yang menunjukkan fakta ini sangat terlihat di permukaan bulan sampai ke dalam perut bulan.
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggeris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kerusi dan berkata, Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad s.a.w 1400-an tahun yang lalu. Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar. Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.
Wassamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar